Surat Keterangan Tidak Mampu Untuk Sekolah

13 Nov 2011 ·

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Negeri Jenang 06, Kecamatan Majenanag, Kabupaten Cilacap menerangkan bahwa :
Nama Siswa : ALEX PRIYADI
Kelas : II
Tempat dan Tanggal Lahir : Cilacap, 20 Mei 2000
Alamat tinggal siswa : Mulyadadi, Rt. 03/01
Nama orang tua/ wali siswa :
a. Ayah kandung siswa : Iran
b. Ibu kandung siswa : Sutinah
Alamat orang tua/ wali siswa : Mulyadadi, Rt. 04/01
Pekerjaan orang tua/ wali siswa :
a. Ayah kandung siswa : Buruh
b. Ibu kandung siswa :
Keadaan kelaurga yang bersangkutan benar-benar kurang mampu.
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan untuk melengkapi salah satu persyaratan mendapatkan beasiswa miskin Sekolah Dasar.
Mengetahui Jenang, 18 Februari 2010
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah
USMAN SUNARTO M A F T U H I N, S.Pd.
NIP. 19621005 198405 1 003
READ MORE - Surat Keterangan Tidak Mampu Untuk Sekolah

Bahasa sebagai bahan integrasi danadaptasi bangsa

10 Nov 2011 ·

BAB I
FUNGSI BAHASA

1. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.

2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.

3. Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia?
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.

3. 1. Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna. Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.
Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut realita.
Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.

3.2. Bahasa dan Perilaku
Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio, 1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.

4. Fungsi Bahasa
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.


4.1 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).

4.2 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

4.3 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

4.4 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

5. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku.
Ungkapan “Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudah sering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalah pengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapan tersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur (kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?

5.1 Bahasa yang Baik
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh berbeda.
Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan.
Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

5.2 Bahasa yang Benar
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna. Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi, ekspot.
Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pernyataan di bawah ini tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat atau dan objek.
(1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah pria.
Jika kata pada yang mengawali pernyataan itu ditiadakan, unsur tabel di atas menjadi subjek. Dengan demikian, kalimat itu benar. Pada aspek kosa kata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang benar. Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar udara, keluaran (output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki. Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan). Jadi penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa.
Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau pembaca (jika tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat (Dendy Sugondo, 1999 : 21)..
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)
READ MORE - Bahasa sebagai bahan integrasi danadaptasi bangsa

Komputer mikro

6 Nov 2011 ·

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komputer mikro (Inggris: microcomputer) adalah sebuah kelas komputer yang menggunakan mikroprosesor sebagai CPU utamanya. Komputer mikro juga dikenal sebagai Personal Computer (PC), Home Computer, atau Small-business Computer. Komputer mikro yang diletakkan di atas meja kerja dinamakan dengan desktop, sedangkan yang dapat dijinjing (portabel) dinamakan dengan Laptop, karena sering diletakkan di atas paha. Ketika komputer mikro pertama kali muncul ke pasaran, komputer jenis ini dianggap sebagai perangkat yang hanya digunakan oleh satu orang saja, yang mampu menangani informasi yang berukuran 4-bit, 8-bit, atau 16-bit (dibandingkan dengan minicomputer atau mainframe yang mampu menangani informasi lebih dari 32-bit) pada satu waktunya. Pengembangan lebih lanjut, menjadikan klasifikasi antara mainframe, minicomputer dan komputer mikro menjadi tidak relevan lagi, karena komputer mikro yang baru mampu menangani informasi 32-bit, atau 64-bit dalam satu waktunya, sama seperti halnya mainframe atau minicomputer. Selain itu, komputer mikro juga sekarang telah mendukung banyak pengguna dalam satu waktunya. komputer mikro didesain untuk digunakan di dalam rumah, sekolah, atau perkantoran.
READ MORE - Komputer mikro

Komputer - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

·

READ MORE - Komputer - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hasilkan Uang Dari Blog

3 Nov 2011 ·

Mendapat uang dari ngeblog – betapa mengejutkannya jika hanya dengan membuat blog bisa mendapatkan gaji darinya, apakah ini bohong? saya tidak akan berbohong karena memang begitulah adanya.Tapi sanga disayangkan untuk meraihnya tidak bisa semudah yang kita kira, butuh usaha extra keras dan kemauan yang sangat tinggi jika ingin mendapat uang dari blog itu sendiri.banyak sekali sebenarnya cara seseorang mendapat uang dari internet yang juga salah satunya adalah dengan menipu.wow!! ternyata hampir seperempat yang ada di dunia maya ini adalah proses saling tipu, karena itulah dibituhkan polisi yang bergerak di bidang IT, penipuan ini juga hampir mengenai saya yang seorang blogger pemula, dulu sempat ingin memberi produk dari Mr.XXX namun karena banyaknya review dari blog sahabat blogger lainnya maka saya pun mengurungkan niat saya untuk memblinya, coba kalau sempat beli wah uang tiga ratus ribu bisa melayang nih.

Lanjut perbincangan kita tentang uang dari ngeblog.ngeblog pada umumnya adalah sebuah perbuatan mulia karena memberikan informasi gratis kepada orang lain melalui media blog itu sendiri, namun sebagai upah dari hasil pemberian informasi tersebut maka sang penulis blog akan mendapat imbalan dari blog yang telah diurusnya.bisa berupa uang rupiah euro ataupun juga sejumlah dollar amerika, namun jangan sekali mencoba setengah setengah dalam ngeblog atau anda tidak akan mendapat hasil seperti yang telah kita prediksi sebelumnya.

Anda pernah mendengar nama Raditya dika yang juga seorang penulis “kambing jantan” ? yup itu juga seorang blogger yang suka nulis kehidupan sehari harinya di blignya, namun setiap tulisannya dibuat kocak dan menarik untuk di baca, itulah daya tarik blognya mas dika, saya sendiri nulisa cuma buat iseng aja, tidak terlalu membidik tentang mendapat uang dari internet atau yang lainnya :P

Jadi bagi anda yang ingin menjadi seorang blogger maka sbaiknya kuatkan hati anda terlebih dahulu dan juga melatih kemampuan anda untuk menulis, bisa latihan diulu di microsoft word atau iseng nulis di blog yang belum terindex google. :)
READ MORE - Hasilkan Uang Dari Blog

Contoh Kerangka Makalah

2 Nov 2011 ·

Untuk anda yang mendapatkan tugas dari sekolah yang mengenai masalah makalah dan laporan juga sebagainya maka kami akan memberikan berita dan informasinya hanya untuk anda semua, sebab memang kalau anda mengerjakan sendiri maka anda juga akan tidak bisa, di karenakan guru anda tidak memberikan penjelasan dengan benar, kami juga akan memberikan Contoh Makalah dan juga Contoh Kerangka Makalah disertai Contoh Daftar Isi untuk anda semua

Seperti pada edisi kami yang lalu yang membahas mengenai Contoh makalah, yang dapat kami berikan untuk anda, dan kali ini mungkin yang kami berikan hanya Contoh Kerangka Makalah dan contoh daftar isi hanya untuk anda semua yang memang menginginkan berita dan info terbaru yang bisa membantu masalah anda.

langsung saja kami berikan berita dan infomasinya di bawah ini :

Contoh Kerangka Makalah :

A. Pendahuluan

Salah satu ciri kemampuan yang dihasilkan dari sebuah lembaga pendidikan formal adalah kemampuan penulisan sebuah makalah atau sering juga disebut dengan paper. Pada lembaga pendidikan formal seperti pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (universitas ataupun sekolah tinggi) telah menjadikan penulisan makalah atau paper tersebut sebagai salah satu syarat kelulusan dari peserta didiknya.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua term makalah dan paper, atau bahkan banyak kalangan memberikan definisi yang sama tentang keduanya.

Dalam gambaran umum, Concise oxford dictionary – the tenth edition, makalah atau paper (selanjutnya kita gunakan istilah makalah) didefinisikan sebagai rangkaian pengujian terhadap beberapa pertanyaan yang dijawab dalam sebuah sesi. Atau dengan kata lain, makalah merupakan jawaban tertulis dari pengujian atas beberapa pertanyaan. Untuk mempersingkat pembahasan, term makalah dari definisi diatas inilah yang akan dijadikan landasan uraian isi dalam artikel ini.

Dari definisi term makalah diatas, maka diambil sebuah benang merah tentang definisi atas term makalah akademis sebagai penulisan makalah yang mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam dunia akademis. Aturan-aturan tersebut adalah antara lain; menggunakan level penulisan formal dengan format baku penulisan disesuaikan dengan lembaga yang terkait, bersifat ilmiah, didukung oleh fakta atau terdapat teori-teori (pendapat ahli) yang berkaitan dengan materi yang sedang ditulis serta sumber pustaka atau lebih dikenal dengan istilah bibliography (daftar pustaka), Nasution (1987) menambahkan bahwa syarat ilmiah dari sebuah makalah adalah jika mengikuti langkah-langkah yang umum dipakai dalam metode pemecahan masalah atau problem solving; yaitu:
Adanya masalah
Pengajuan hipotesis atau praduga jawaban atas masalah yang ada
Pengumpulan data
Menguji hipotesis, kemudian
Mengambil kesimpulan yang merupakan generalisasi jawaban dari pertanyaan yang telah diuji

Dalam artikel ini, pembahasan difokuskan kepada langkah-langkah dasar yang disusun dalam proses penulisan sebuah makalah akademis mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan dan pemberian saran. Yang perlu diingat adalah, bahwasanya langkah-langkah tersebut bukan bersifat baku melainkan sebuah penawaran belaka bagi pemula dalam memulai penulisan makalah akademis mereka. Serta, format penulisan makalah yang ditampilkan dalam artikel ini merupakan format penulisan yang lazim digunakan.

Langkah dalam proses penulisan makalah yang diuraikan dalam artikel ini lebih menekankan pada dasar pencarian sumber pustaka atau literature search yang dapat ditelusuri melalui jalur perpustakaan atau dapat juga melalui internet. Selain itu, uraian dalam artikel ini merupakan pedoman dasar dalam proses penulisan sebuah skripsi nantinya.

Contoh-contoh yang diberikan berkaitan dengan pembahasan dalam uraian artikel ini diambil dari sumber skripsi sebagai berikut:

“The Correlation Between Student’s Vocabulary Mastery and Reading Comprehension” (Hubungan Antara Pencapaian Kosa Kata Siswa dengan Kemampuan Membaca) oleh Wiji Hastuti, Jurusan Bahasa Inggris IKIP Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (2001).

“Pendekatan Keterampilan Proses dan Pendekatan Pencapaian Konsep dalam Pembelajaran Fisika” oleh Dwi Hariyadi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (2003).

“Students’ Response towards the Use of Supermemory Music in Reading Lessons” (Respon siswa terhadap penggunaan musik supermemory dalam pelajaran membaca), Studi Kasus di Intensive English Course (IEC) Tanjung Priuk Jakarta Utara oleh Herri Mulyono, Jurusan pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (2003).

B. Isi Artikel

Artikel ini berisi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses penulisan sebuah makalah akademis. Uraian pembahasan langkah-langkah tersebut ditulis dalam kerangka sebagai berikut:

a. Pendahuluan

b. Isi Artikel

c. Kerangka Umum Sebuah Makalah Akademis

d. Syarat Makalah Akademis Yang Baik

e. Mendapatkan Sebuah Topik

f. Topik atau Judul?

g. Menilai Sebuah Topik Makalah

h. Mengembangkan Sebuah Topik

i. Membentuk Kerangka Dasar

j. Sistematika dan Teknis Penulisan

k. Plagiarisme

l. Mana Yang Terlebih Dahulu Ditulis, Bab I atau Bab II?

m. Penulisan Uraian Pengembangan Topik dalam Bab II

n. Penulisan Bab I dan III

o. Penulisan Kesimpulan dan Saran

p. Pemilihan Judul

q. Penulisan Abstrak

r. Penutup

Daftar Pustaka

C. Kerangka Umum Sebuah Makalah Akademis

Dalam sebuah makalah umum, uraian jawaban atas pengujian terhadap beberapa masalah ditulis dalam kerangka sebagai berikut:

Abstrak

Kata Pengantar (halaman … )

Daftar Isi (halaman … )

Bab I Pendahuluan (halaman … )

1.1. Latar Belakang Masalah (halaman … )

1.2. Perumusan Masalah (halaman … )

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan (halaman … )

1.4. Tujuan Penulisan (halaman … )

1.5. Manfaat Penulisan (halaman … )

Bab II Pembahasan (halaman … )

2.1. Definisi Term (halaman … )

2.2. Pembahasan Masalah (halaman … )

Bab III Penutup (halaman … )

3.1. Kesimpulan (halaman … )

3.2. Saran (halaman … )

Daftar Pustaka

Lampiran

Sedikitnya, sebuah makalah terdiri dari tiga bab seperti pada kerangka diatas. Tetapi, jika sebuah pembahasan dirasakan memerlukan penjelasan lebih maka uraian pembahasan tersebut dapat ditambahkan pada bab lainnya, misalnya bab III untuk penambahan uraian pembahasan dan bab IV dijadikan penutup.

Dari sudut pandang inilah sebuah makalah dapat dibedakan dari sebuah skripsi yang sering merupakan hasil laporan sebuah penelitian. Pada sebuah skripsi, bab III dituliskan sebagai uraian metodologi penelitian yang digunakan dan bab IV merupakan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan.

Anda juga bisa melihat serta menganalisa dan mempelajari contoh – contoh makalah Bahasa Inggris di bawah yang banyak sekali. Selai contoh Makalah anda juga bisa mempelajari Contoh Kerangka Makalah dan Segala hal yang menyangkut Makalah, Paper,Karya Tulis, Skripsi maupun tesis.

By : contohnaskah.blogspot.com

Contoh Daftar Isi :

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 1
Identifikasi Masalah …………………………………………………………………….. 2
Metode Pendekatan …………………………………………………………………….. 2
Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 2
Tujuan Makalah …………………………………………………………………………… 2
Sistematika Penulisan …………………………………………………………………… 3
BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian Kebudayaan ……………………………………………………………….. 4
Perwujudan Kebudayaan ……………………………………………………………… 7
Kebudayaan Indonesia
Definisi Peradaban
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
BAB III PEMBAHASAN

A. Metode Pemecahan …………………………………………………………………….. 12

B. Penyelesaian Masalah ………………………………………………………………….. 12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………… 14

B. Saran …………………………………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Data Angket……………………………………………………………………………….. 16
Draf Wawancara…………………………………………………………………………. 18
by : amatamet.wordpress.com

Nah bagaimana menurut anda mengenai Contoh makalah dan contoh kerangka makalah dari kami? semoga bermanfaat untuk anda semua, dan kami akan memberikan berita dan info terbaru lainnya hanya untuk anda pada edisi kami selanjutnya dan kami akan memberikannya dengan yang lebih uptudate.
READ MORE - Contoh Kerangka Makalah

Tip Mahir Linux secara Cepat dan Mudah

1 Nov 2011 ·

Sebuah pertanyaan singkat dengan jawaban panjang. Sebenarnya tidak ada yang sulit di Linux jika Anda sudah memahami dasar-dasar pengoperasian sebuah OS komputer. Jika Anda sudah terbiasa bekerja dengan Windows, maka dalam waktu singkat Anda akan segera memahami dan menguasai Linux.

Kesulitan yang dihadapi para pemula umumnya berkisar seputar pemilihan distro Linux (...ya, ada ratusan 'jenis' Linux di hadapan Anda !...), pemartisian dan teknik instalasi (tetangga pusing, data di harddisknya hilang semua gara-gara coba instal Linux !...), dan pengaksesan file-file data yang sudah ada (...bagaimana nasib data di Windows saya ?...). Permasalahan selanjutnya adalah pemilihan program kerja dan teknis pemakaian utility sistem di Linux. Berikut tip-tip untuk Anda :
Tip 1 : Pilih distro populer

Ya, cari informasi dan dapatkan CD instalasi sebuah distro yang populer di lingkungan Anda. Jika banyak rekan pakai Linux Ubuntu, kenapa tidak ikut pakai Ubuntu. Jika warnet sebelah pakai Linux SuSE, ya cari CD SuSE, biar bisa chatting di warnet sebelah. Semakin populer distro pilihan Anda, semakin banyak rekan yang memahami dan siap membantu kesulitan Anda.
Tip 2 : Pakai Live CD

Apa itu Live CD ?... Ini adalah salah satu inovasi penggunaan sistem operasi Linux. Anda tidak perlu menginstalasikan Linux atau mengorbankan isi harddisk Anda untuk mengoperasikan Linux. Dengan Live CD, Anda dapat menjalankan Linux secara aman pada komputer Anda (baca: Windows) melalui sebuah keping CD. Anda tinggal membooting komputer dengan Live CD, tunggu sebentar, nah... operasikan 'komputer Linux' instan Anda.

Meskipun dijalankan dari sebuah keping CD, Anda dapat menggunakan program dan utility Linux secara lengkap dan normal seperti jika Anda mengoperasikan sebuah Linux yang terinstal di harddisk. Selesai sesi ber-Linux dengan Live CD, Anda dapat kembali menggunakan OS lama di harddisk,seperti sediakala.
Saat ini ada beberapa pilihan distro Linux Live CD (nah!). Bingung pilih Live CD? ingat Tip no. 1 Jika sudah familiar dengan teknik pengoperasian Linux, baru instalasikan Linux secara permanen pada harddisk Anda.
Tip 3 : Baca dan baca !

Anda kesulitan mendapatkan rekan yang tangguh di Linux ? Jangan putus asa, Linux menyediakan dokumentasi secara lengkap mengenai berbagai hal sesuai topik, teknik, atau program yang ingin Anda ketahui. Sebagian dokumentasi bahkan sudah disajikan dalam bahasa Indonesia.

Dewasa ini juga sudah tersedia buku-buku Linux, pilih (...dan beli) topik buku sesuai kebutuhan Anda. Alternatif lain, di internet tersedia beragam artikel dan panduan teknis mengenai penggunaan Linux yang siap Anda download secara gratis.
Tip 4 : Sedia payung sebelum hujan

Backup seluruh data di harddisk Anda sebelum menginstal Linux. Pada banyak kasus, karena salah langkah, seluruh isi harddisk musnah setelah mencoba menginstal Linux. Siapkan keping CD secukupnya atau pindahkan data ke harddisk lain.

Semua menjadi lebih mudah dan cepat jika Anda menginstal Linux pada harddisk kosong / baru, tapi jika tidak ada, maka backup data selalu disarankan. Jika Anda telah menempatkan data pada folder tersendiri, partisi tersendiri, atau bahkan harddisk tersendiri, maka prosedur pembackupan dan pemulihan data (jika diperlukan) akan menjadi mudah dan cepat. Namun, jika data Anda tersebar di berbagai pelosok folder, maka sekarang lah saatnya Anda belajar berdisiplin dalam mengelola data secara baik dan efisien. Lakukanlah sebelum semuanya terlambat.
Tip 5 : Buat apa repot ?

" ...Kenapa saya harus pusing memikirkan hal-hal teknis, pilih distro, partisi, instal, backup, apalagi ? Saya pakai Windows juga tidak pernah dipusingkan cara instal, pilih OS, aplikasi, bla bla. Semua sudah siap di PC baru ! Saya hanya ingin pakai Linux biar aman dari sweeping, saya hanya membutuhkan PC untuk membuat surat dan laporan-laporan rutin saja !...".

Begitu kira-kira ungkapan sang relasi. Ya, ada benarnya juga pemikiran ini. Anda tidak harus repot memikirkan hal-hal teknis untuk bekerja dengan komputer Linux. Di luar sana sudah banyak penyedia layanan teknis yang akan membantu proses peralihan sistem di kantor Anda. Sisihkan sedikit anggaran bagi persiapan sistem Linux di PC, dan Anda tinggal menggunakannya. Mudah seperti yang telah Anda lakukan saat memakai Windows.
Tip 6 : Banyak jalan menuju data

Sama seperti di Windows, Anda dapat bekerja dan memilih aplikasi tertentu untuk melakukan tugas tertentu. Anda hanya perlu mengetahui padan aplikasi dan alternatif-alternatif program yang bisa Anda gunakan. Linux memiliki beragam software untuk berbagai keperluan. Cara pengoperasiannya secara umum juga sama. Open, Close, Save, Copy, Paste, adalah istilah-istilah baku yang dapat Anda kenali di setiap program aplikasi, termasuk di Linux.

Sebagian besar aplikasi Linux mampu membaca dan mengolah jenis-jenis data yang telah Anda buat atau Anda miliki ketika memakai Windows. Misalnya file data olah dokumen, data olah angka, file presentasi, gambar, hingga koleksi film dan lagu. Lihat Tip 2 untuk membiasakan diri dengan aplikasi-aplikasi Linux.
Tip 7 : Siapkan kopi dan cemilan :)

Ini yang paling Anda perlukan jika memutuskan menginstal Linux sendiri dan mulai mencoba program / utility di Linux. Bisa jadi Anda akan berlama-lama di depan monitor hanya untuk menunggu progress bar di layar segera selesai, sementara Anda belum bisa memutar MP3 kesayangan.

Selamat mencoba !

(artikel ini juga diposting di blog penulis : http://arifinez.blogspot.com.
READ MORE - Tip Mahir Linux secara Cepat dan Mudah

makalah pendidikan dan pelatihan (diklat)

·

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami pasang surut akibat krisis moneter yang terjadi di negara kita. Selain itu hendaknya disadari bahwa dimasa sekarang ini negara berada dalam suatu persaingan yang semakin ketat dan sebuah tantangan besar yaitu era perdagangan global. Tantangan bagi setiap perusahaan adalah menyiapkan diri menghadapi globalisasi perekonomian untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal sekaligus mengurangi kerugian dari persaingan global melalui sumber daya yang efektif dan efesien.

untuk lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://www.scribd.com/doc/55461188/Makalah-Pendidikan-Dan-Pelatihan-Diklat
READ MORE - makalah pendidikan dan pelatihan (diklat)

Profilku

Blogging Theme dan Web Site Profesional Design

 
Top

Artikel Baidury | Copyright © 2011 All right reserved.
Red Eleganisme Blogger Template | Designed By Baidury