TES TERSTANDAR DAN TES NON STANDAR

31 Okt 2011 ·

A. TES STANDAR
1. Pengertian Tes Standar
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik; yakni diketahui validitas dan reliabilitasnya baik validitas rasional maupun validitas empirik, reliabilitas dalam arti teruji tingkat stabilitas, maupun homoginitasnya.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.
Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Yang dituntut dalam tes standar bukan standar prestasi peserta didik dari penguasaan materi yang diajarkan pada suatu tingkat, lembaga pendidikan tertentu, melainkan adanya kesamaan performance pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan disebabkan adanya kesamaan tolok ukur. Oleh karena itu dalam tes standar, masalah keseragaman dan konsistensi skoring penting untuk diperhatikan; sehingga tes tersebut dapat dipakai untuk membandingkan peserta didik dari berbagai sekolah.
Standar untuk siswa dapat dimaksudkan seagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standar bagi suatu kursus A berbeda dengan B. jadi standar ini yang dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung dari yang menggunakan keijaksanaan.
Suatu tes standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi secara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan dikelas. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisis job(jabatan) atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia. Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak tidak didasarkan atas satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah “standar” dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah “standar” tidak mengandung arti bahwa tes tersebut mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu. sekali lagi tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan peseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
Apabila pendidik bermaksud menstandarisasikan tes buatannya sendiri, memerlukan perencanaan yang baik, dilakukan uji coba di lapangan beberapa kali, dan ada beberapa yang perlu distandarisasikan, yaitu:
1. Materi yang akan diujikan,
2. Sistem evaluasi yang digunakan,
3. Waktu penyelesaian soalan tes,
4. Tingkat kesukaran tes, dan
5. Cara pengolahan hasil, termasuk skoring yang digunakan.
Sesungguhnya tes standar tidak hanya mecakup achievement test saja tetapi mencangkup personality tes, seperti tes sikap, tes minat, tes bakat, dan tes integelensi.
2. Kegunaan Tes Standar
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:
a. Jika ingin membuat perbandingan,
b. Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.
Secara garis besar kegunaan tes standar adalah:
a. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau kelompok.
b. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individual atau kelompok.
c. Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas, dan
d. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.
3. Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunju-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, mengskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
a. Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas. Tingkat reliabilitas dan sebagainya.
b. Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes
Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
c. Proses standarisasi tes
Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel.
- Besarnya sampel,
- Teknik sampling,
- Kelompok mana yang diambil sebagai sampel(sifat sampel).
Juga mengenai taraf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitannya dengan hasil tes.
d. Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes
Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, watu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjaan soal itu dan sebagainya.
e. Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor
Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara menghitung nilai akhir dan sebagainya.
f. Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
Misalnya:
- Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi,
- Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
g. Saran-saran lain
Misalnya: siapa pun harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.
B. TES NONSTANDAR
1. Pengertian tes tidak standar
Tes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian professional dalam penyusunan tes, atau mereka yang memiliki keahlian tetapi tidak sempat menyusun tes secara baik, mengujicobakan, melakukan analisis sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat dipertanggungjawabkan. Tes non standar sering digunakan untuk menyebut tes buatan guru, artinya disusun oleh seorang guru tanpa bantuan tim ahli. Sebenatnya penggunaan istilah kedua ini tidak tepat, sebab mendiskripsikan guru seagai orang yang tidak mampu menyusun tes yang baik, penulis lebih cenderung menggunakan pengertian yang mendasarkan pada kriteria kualitatif dari pada dilihat dari siapa yang menyusun.
Tes buatan guru memang memiliki beberapa kekhususan, bisa jadi syarat kualitatif belum terpenuhi, tetapi ia memiliki kelebihan lebih cocok untuk mengukur hal-hal khusus yang tidak dapat distandarisasikan; seperi formatif, tes diagnostik, hasilnya lebih realistik. Sebab tes ini dirancang sesuai dengan keadan peserrta didik, PBM suatu tingkat dan lembaga pendidikan tertentu.
2. Kegunaan tes tidak standar
a. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
b. Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
c. Untuk memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
a. Mengadaan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
b. Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
c. Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
d. Memilih siswa untuk program-program khusus.
C. PERBANDINGAN ANTARA TES STANDAR DENGAN TES NONSTANDAR
Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Jadi, apakah perbedaan antara tes standar dengan tes tidak standar (tes buatan guru) atau apakah keburukan dan keuntungan tes standar.
Pertama, marilah kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru.
Tes Standar Tes Buatan Guru
a. Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh Negara.
b. Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan dan keterampilan yang hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
c. Disusun dengan kelengkapan staf professor, pembahas, dan editor butir tes.
d. Menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisa dan direvisi sebelum diujikan.
e. Mempunyai reliabilitas yang tinggi.
f. Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh Negara. a. Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
b. Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan yang sempit.
c. Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga ahli.
d. Jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisa dan direvisi.
e. Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.
f. Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
Sumardi Suryabrata, menegaskan bahwa dalam masalah norma, sebenarnya ada tiga jenis, yaitu:
1. Norma nasional,
2. Norma lokal, dan
3. Norma sekolah (Sumadi Suryarata, 1987: 128)
Perbedaan antar norma nasional dan norma lokal mencakup daerah liputannya, norma nasional memiliki karateristik yang unik, tidak sederhana, dan tidak mudah menyusunnya karena keadaan oyek yang sangat heterogen; sedangkan norma lokal sampel relatif homogen. Norma lokal lebih cermat dalam menginterprestasikan prestasi dalam jangkauan wilayahnya, hal ini penting bilamana akan dipakai untuk melakukan penilaian pendidikan. Norma nasional sekalipun sulit, namun bila sudah tersusun sangat berguna untuk acuan menginterpretasikan taraf kompetensi individual, sekolah, dan wilayahnya.
Sampel norma sekolah jauh lebih homogen dibandingkan kedua norma diatas. Norma sekolah dapat dipakai sebagai acuan interpretasi hasil tes peserta didik dari sekolah bersangkutan. Oleh karena itu masing-masing sekolah memiliki norma sendiri sesuai dengan kualitas sekolah bersangkutan.
Pada saat ini hasil belajar peserta didik kita jumpai penggunaan dua norma, yaitu norma sekolah dan norma nasional Norma sekolah ditemuan dalam STTB dan nilai rata-rata rapor, sedangkan norma nasional ditemukan pada NEM (Nilai Ebtanas Murni). Secara ideal lebih baik bilamana setiap peserta didik juga memiliki norma lokal.
Kedua, untuk menyusun tes standar, diutuhkan waktu yang lama. Seperti disebutkan ahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosedur:
- Penyusunan;
- Uji coba;
- Analisa;
- Revisi;
- Edit.
Kelima kegiatan ini membutuhkan waktu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Arikonto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Angkasami
Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thoha, M. Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Diposkan oleh Baidury
Ref: yudhy'91_fun di 18:43

Posting Komentar

Profilku

Blogging Theme dan Web Site Profesional Design

 
Top

Artikel Baidury | Copyright © 2011 All right reserved.
Red Eleganisme Blogger Template | Designed By Baidury